PERESMIAN BLOGGER ALEXANDER UMBU GODA

Alexander umbu goda secara resmi hari ini tanggal 05 october 2013 telah memutuskan untuk menetapkan sebuah lencana dalam blog ini yang saya beri nama Peresmian Bloger Alexander

Jumat, 31 Januari 2014

Pengertian Marapu Pulau sumba Alexander Umbu Goda

Home > Merapu > Bentuk-Bentuk Pemujaan
BENTUK-BENTUK PEMUJAAN
PEMUJAAN terhadap Marapu dilakukan dengan beragam cara, mulai yang sederhana hingga pemujaan rumit yang membutuhkan persiapan matang. Ritual-ritual sederhana umumnya dilakukan dengan mempersembahkan sesaji berupa buah sirih dan pinang. Ada pula yang disertai sekerat emas atau perak serta telur atau anak ayam. Anak ayam ini biasanya disembelih lalu ususnya diperiksa untuk mengetahui kehendak marapu. Pemujaan jenis ini paling sering dilakukan karena tidak membutuhkan banyak persediaan, biasanya berkaitan dengan aktivitas sehari-hari seperti saat akan mengolah lahan, mernyebar bibit, menuai panen, menangkap ikan, berburu, saat bepergian dan lain sebaginya. Selain itu, pemujaan sederhana selalu menjadi ritual pendahuluan sebagai pemberitahuan kepada marapu jika hendak menggelar upacara yang lebih besar. pemujaan sederhana dikenaldengan banyak nama, biasanya merujuk pada hewan yang dikorbankan, misalnya Tunu Manu (bakar ayam) atau Ndukura Wawi (tikam babi).

Pemujaan yang lebih rumit dikenal dengan sebutan Urata yang berarti ramalan,disebut demikian karena seringkali menggunakaninstrumen yang disebut nombu urata(tombak ramalan) untuk memanggil kehadiranmarapu dan mengetahui (meramal) kehendaknyamelalui organ hewan yang disembelihkemudian. Pemujaan jenis ini mengharuskanpengorbanan hewan seperti babi atau kerbauyang biasanya berjumlah lebih dari satu. Karenamembutuhkan biaya besar, urata hanya dilakukansesekali yaitu pada upacara-upacaraadat penting seperti Rawi Rato: upacara yangdilakukan dalam rangka pemugaran rumahadat tertentu; Gholeka: upacara yang dilakukanuntuk memenuhi kaul; serta upacara pemanggilanarwah yang tersesat. Dalam kepercayaansumba, jiwa orang yang meninggal karenasebab-sebab non alami (seperti dibunuh ataumengalami kecelakaan) adalah jiwa yang belummenemukan jalan kembali, sehingga perludiadakan pemujaan besar untuk menuntunnyake jalan yang benar. Pemujaan dilakukandalam bentuk zaigho yaitu tarian dan nyanyianyang diselingi dengan pendarasan syair-syairadat. Setiap kali seorang Rato menyelesaikansebuah bait, si penyanyi mengambil beberapakata kunci dari bait tersebut lalu melagukannya.Ini merupakan sebuah proses transimisi,dimana sang penyanyi meneruskan isi pesantersebut kepada tujuan sesunggunya: roh paraleluhur. Selama penyelenggaraan zaigho, sebuahanak tangga yang telah ditaburi abu halusditempatkan di sudut luar rumah. Jika terlihatjejak kaki di atas abu, berarti sang jiwa telahkembali. Zaigho diakhiri dengan penyembelihanhewan korban sebagai tanda ucapan syukur. 

Tidak ada komentar: