Home > Budaya Megalitik > Batu KuburBatu KuburMASIH ada julukan lain bagi Sumba, kali ini diberikan oleh para arkeolog yaitu The Living Megalithic Culture. Tidak berlebihan juga karena tradisi megalitik (batu besar) yang muncul sekitar 4500 tahun lalu masih setia dipraktekkan oleh pengikutnya di pulau ini. Di Sumba Barat bangunan megalitik dapat ditemukan hampir dimana saja, di setiap kampung tradisioanal pasti ada, di bawah kampung, di pinggir jalan, bahkan di halamam kantor polres dan rumah jabatan Bupati juga ada. Bangunan megalitik di Sumba umumnya berupa kubur batu yang dihiasi arca dan relief-relief menarik. Karena percaya dengan konsep kehidupan setelah mati, orang Sumba tak pernah bisa jauh dari kerabat yang telah meninggal dan untuk menjaga kedekatan itu mereka mendirikan batu kubur tepat di depan rumah-rumah mereka. Rumah adat dan batu kubur adalah satu paket yang tak terpisahkan, rumah sebagai tempat tinggal yang masih hidup dan batu kubur sebagai tempat tinggal yang telah almarhum. Batu kubur selalu dibuat besar dan megah, selain sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur sekaligus sebagai cerminan kebesaran dan kebangsawanan pemiliknya, jadi semacam simbol status juga.
Pola HiasPOLA hias bangunan megalitik di Sumba Barat umumnya berupa pahatan tiga dimensi berbentuk arca serta pahatan dua dimensi berbentuk relief. Pola hias ini sangat variatif, juga dipengaruhi zaman hingga menjadi kian kreatif. Ada yang berupa sulur-sulur, huruf "S", dan lingkaran memusat yang oleh para ahli dikatakan sebagai warisan zaman pra sejarah. Ada pula yang menggambarkan tokoh manusia, binatang serta pola-pola geometris dari era yang lebih muda. Perkembangan bentuk pola hias megalitik Sumba sangat dipengaruhi oleh kepercayaan religius serta status pemiliknya. Sifat kehalusan dan kebijaksanaan seorang bangsawan biasanya dipahat dengan simbol hewan atau benda alam seperti bulan dan bintang. Sementara sifat keagungan dan kebesarannya disimbolkan dengan benda-benda seperti tombak, parang, pedang serta bermacam ragam perhiasan. Hewan piaraan yang mereka miliki juga menjadi sumber inspirasi. Semakin kaya seorang raja, semakin megah pula ukiran-ukiran yang menghiasi batu kuburnya. Pengaruh lingkungan juga muncul dalam pola hias, berupa pahatan-pahatan yang berkaitan dengan kehidupan satwa seperti kakatua, kerbau, anjing, kuda, ikan, kadal dan buaya (Haris Sukendar, 2003).Menurut Haris Sukendar, pola hias megalitik Sumba yang sangat beragam ini merupakan satu-satunya pola hias yang mewakili tradisi pra sejarah yang masih hidup (living megalithic culture). Tempat-tempat seperti Nias, Sabu, Flores dan Timor sebetulnya memiliki tradis sejenis dan sejaman tetapi tidak ada yang disertai pahatan-pahatan indah baik berupa arca maupun relief seperti yang ditemukan di pulau Sumba. |
Selamat Datang DiBloger Alexander Umbu Goda. Temukan hal hal menarik didalamnya. anda akan menelusuri bersama saya Alexander dengan beberapa hal hal terpenting buat anda. ini juga berguna bagi kaum pelajar dan umum . disana anda bisa menemukan beberapa ilmu mengenai pendidikan, seni, kebudayaan, adat istiadat dan materi materi penting serta pendidikan kerohanian anda bagi KRISTEN. SELAMAT BERGABUNG
PERESMIAN BLOGGER ALEXANDER UMBU GODA
Alexander umbu goda secara resmi hari ini tanggal 05 october 2013 telah memutuskan untuk menetapkan sebuah lencana dalam blog ini yang saya beri nama Peresmian Bloger Alexander
Jumat, 31 Januari 2014
Batu Kubur pulau sumba Alexander Umbu Goda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar